Langsung ke konten utama

Take a picture






1.    “SELLING ON A BOAT”
       In my opinion. this is an idea and people’s creativity in Pontianak. Place on the square in kapuas river Pontianak. Because forbidden to sell in the square. They think selling boat not a problem . and they also apply economics . how to manage their finances well. There fore, they can earn money

       Menurut saya ini adalah suatu ide atau kreativitas masyarakat di pontianak tepatnya di alun-alun di sungai kapuas Pontianak. Karena dilarang berjualan di kawasan di dalam alun-alun . mereka berfikir bahwa berjualan menggunakan perahu tidak menjadi suatu masalah.
       Dan mereka juga menerapkan ilmu ekonomi, bagaimana memanage keuangan mereka dengan baik. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan uang .



2.       “SLUM AREA OF RUBBISH”
Waste is the social problem we face today. This photo is taken from the area under the bridge of the city of Pontianak. This waste accumulation occurs because there is no awareness from the public about the importance of maintaining or taking care of the environment. so as to create a garbage pileup. and whether they are aware of the impact of the waste disposal. Any waste that is disposed of arbitrarily and not properly managed will cause various problems.
The first problem is the water ecosystem. Trash on the other hand will be the food of living creatures in the waters. But on the other side of the waste will reduce the oxygen levels in the water. Organic and organic waste can also make water muddy and can reduce organisms and decrease fish and plant species. This causes humans to no longer be able to take clean water and fish for food sources from polluted rivers.
Illness will also arrive if the waste is not managed properly. Especially from the air that can carry the virus against humans and can cause various diseases such as, diarrhea, vomiting, cholera, and sebgainya. This is a serious problem facing the community.

Sampah adalah permasalahan sosial yang kita hadapi saat ini. Foto ini diambil dari kawasan di bawah jembatan kota pontianak. Penumpukan sampah ini terjadi karena tidak ada kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya menjaga atau merawat lingkungan . sehingga tercipta penumpukan sampah . dan apakah mereka menyadari dampak yang di timbulkan dari pembuangan sampah tersebut. Sampah yang dibuang sembarang dan tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai macam masalah. Masalah yang pertama adalah terhadap ekosistem air. Sampah disisi lain akan menjadi makanan makhluk hidup di perairan. Tapi disisi lain sampah akan mengurangi kadar oksigen di dalam air. 
Sampah organik dan organik juga dapat membuat air menjadi keruh dan dapat mengurangi organisme dan berkurangnya spesies ikan dan tumbuhan. Hal ini menyebabkan manusia untuk tidak bisa lagi mengambil air bersih dan memancing ikan untuk sumber makanan dari sungai yang telah tercemar. 

Penyakit juga akan berdatangan jika sampah tidak dikelola dengan baik. Terutama dari udara yang bisa membawa virus terhadap manusia dan dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti, diare, muntaber, kolera, dan sebgainya. Hal ini merupakan masalah serius yang dihadapi masyarakat.





3.        “fish cultivation in kapuas river”

Fish breeding in this Kapuas river is often referred to as ”fish mine”. where maintenance does not use aquarium water pump machine. in the Kapuas river can only do freshwater fish breeding course. As : Goldfish,Tilapia fish, Parrot fish, Catfish, and Fish lele. And caring for these fish is not too difficult as caring for fish in general in the aquarium.
And giving fish food is also not arbitrary. Because in the “fish mine” this is very difficult. We must feed the fish(Fishfood) quality. so the fish will grow to big. and did not cause much death. so there is no loss.

Pembibitan ikan di sungai kapuas ini sering di sebut juga dengan  “tambang ikan” .dimana pemeliharaannya tidak menggunakan mesin pompa air aquarium . di sungai kapuas hanya bisa melakukan pembibitan ikan air tawar saja. Seperti : Ikan mas,Ikan Mujair,Ikan nila,Ikan paten, dan ikan lele. Dan merawat ikan ini tidak terlalu sulit seperti merawat ikan pada umumnya di aquarium.
Dan memberi makanan ikan juga tidak sembarangan . karena di dalam “tambang ikan” ini sangatlah sulit . kita haruslah memberi makanan ikan(pelet ikan) yang berkualitas . sehingga ikan tumbuh menjadi besar . dan tidak banyak menyebabkan kematian . sehingga tidak terjadi kerugian.





4.        “WOODEN CANON”
Wooden cannon in Pontianak is an old tradition of Pontianak people. This tradition contains a lot of history about the city of Pontianak. Where was the wooden cannon believed to be a means of exorcism. in its history the wooden cannon was first sounded by Sultan Syahrif Abdurrahman Alqadrie. He was the figure who founded Pontianak the first time in 1771.
He introduced wooden cannons as an indigenous tradition of the Pontianak community. so the wooden cannon is now used as an annual festival by pontianak people exactly the night of Idul Fitri celebration in Pontianak. Wooden cannon has a very loud sound when played. not just anyone can play the wooden cannon. And this wooden cannon is played on the banks of the river Kapuas area of Pontianak.

Meriam kayu di pontianak merupakan Tradisi lama masyarakat Pontianak . Tradisi ini banyak mengandung sejarah tentang Kota Pontianak. Dimana dulunya Meriam kayu dipercaya sebagai alat pengusir Setan atau iblis . dalam sejarahnya meriam kayu pertama kali di bunyikan oleh Sultan Syahrif Abdurrahman Alqadrie. Beliau adalah tokoh yang mendirikan Kota Pontianak pertama kali pada tahun 1771.
Beliau memperkenalkan meriam kayu sebagai tradisi asli masyarakat pontianak . sehingga meriam kayu sekarang di jadikan festival tahunan oleh masyarakat pontianak tepatnya malam hari raya idul fitri di pontianak . meriam kayu mempunyai bunyi yang sangat keras ketika dimainkan . tidak sembarangan orang mampu bermain meriam kayu tersebut. Dan meriam kayu ini dimainkan di tepian sungai kapuas wilayah pontianak .










Komentar

Postingan populer dari blog ini

At the end of the year holidays, I go to Tangkuban boat trip Tracing the city of Bandung about 20 km to the North, we will arrive at Tangkuban Perahu Nature Park. The journey through pine trees was refreshing. The sunny weather and blue sky accompanied my journey. By paying admission fee of Rp 13,000 per person and Rp 10,000 for car. we entered the tourist area towards Kawah Ratu. Crater Queen can only be seen from above, and become the location of the first photo for tourists. I personally am very happy to have a holiday here. with cold weather and can see the tangkuban boat from near the boat My trip to the boat tangkuban holiday ended here, a lot of very happy stories after going to one of the tourist attractions in this bandung. thank you